
Meski sama-sama mengurus bayi, dokter kandungan lebih bertitikberat pada proses terjadinya, sedangkan bidan titikberatnya bagaimana melahirkan bayi itu dengan aman.
Karena satulingkup pekerjaan itulah, bidan jadi sering berakses dengan dokter, apalagi bekerja pada rumah sakit yang sama, seperti drAmsari dan bidan Susanti, yang sama-sama bekerja di RS Amsyar, Kasongan (Kalteng).
Dokter kandungan jumlahnya masih terbatas, sedang orang mengandung setiap hari ada yang baru. Dr Amsari yang kala itu ditugaskan di Denpasar, oleh Kemenkes dipindahkan ke Kalteng yang masih kekurangan ahli kandungan. Mestinya sang istri ikut, tapi karena istrinya juga seorang pekerja, terpaksa untuk sementara berpisah dulu. Hanya beberapa bulan sekali, pak dokter ke Denpsar dalam rangka setor bonggol dan benggol.
Dalam kondisi seperti itu dokter Amsari sering kesepian. Kebetulan anak buahnya, bidan Susanti penampilannya sangat menantang, sepertinya siap diinjeksi Pak Dokter.
Ternyata ramalan itu tidak meleset amat, karena ada sinyal sinyal bahwa bu bidan siap menerima aspirasi urusan bawah pak dokter. Akhirnya, meski mereka sudah punya keluarga sendiri, perselingkuhan itu terjadilah.
Dr Amsariter masuk nekad juga. Sudah tahu bahwa suami Susanti adalah polisi, kok nggak khawatir dikriminalisasi. Padahal perilakunya memang sangat berpotensi ke sana, bukan kriminalisasi, tapi benar-benar criminal. Bagai mana mungkin, bini orang kok dikeloni?
Lama-lama suami Susanti mendengar perselingkuhan istrinya. Takut lepas kontrol jika ditangani sendiri, penggerebekan itu dilakukan oleh rekan-rekannya. Dan itulah yang terjadi.
Beberapa malam lalu dokterAmsari dan bidan Susanti digerebek saat bermesraan di hotel.
Ahli kandungan, nekatnya nggak ketulungan.
Sumber:poskotanews.com
0 komentar:
Posting Komentar